Saya sengaja membeli buku terbitan tahun 80-an karena ilustrasinya
lebih baik daripada terbitan yang baru. Pada terbitan baru yang ada di
TB Gramedia, Lima Sekawan digambarkan dalam bentuk kartun seperti
anak-anak culun. Saya emoh membelinya
Selain ilustrasi gambar, buku terbitan tahun 80-an juga buku yang
dulunya saya baca semasa SMP, yang saya pinjam dari salah seorang gadis
rekan saya, Diah Permata Sari. Omong-omong soal Diah, tulisan saya disini ternyata membuat adiknya menemukan tulisan saya dan akhirnya saya bisa berkomunikasi dengan Diah sendiri. What a Coincident
Pada
beberapa buku, ada selipan foto-foto dari seri TV Lima Sekawan. Ini
yang membuat saya semakin senang pada seri ini, apalagi pemilihan
casting untuk pemerannya terlihat pas sekali. Ada Julian (Marcus Harris)
yang bersikap dewasa, ada Dick (Gary Russel) yang kerap bandel namun
cerdik, Ada George (Michele Gallagher), anak cewek yang tomboi, ada
Timmy anjingnya George dan tentu saja ada Anne (Jennifer Thanisch) yang
cakep. Pada salah satu buku malah ada foto close up Jennifer Thanisch
yang menjadi Anne Kirrin. Jennifer alias Anne Kirrin ini menjadi gadis
favorit saya semasa SMP, hehehe… Haduh, cantik sekali dia pada waktu
itu. Saya sampai naksir tiap kali melihat cewek yang pakai bando seperti
Anne
Selain buku karangan Enid Blyton, sebenarnya ada juga buku Lima
Sekawan dari pengarang Perancis, Claude Voilier. Saya kurang suka buku
ini karena terlalu banyak gambar. Setiap 1 lembar ada 1 gambar. Mungkin
menarik buat para pembaca yang senang pada komik tapi buat saya sendiri
bukunya jadi terlalu tipis dan malah tidak bisa menumbuhkan imajinasi.
Tiap kali membaca buku ini rasanya saya pingin makan dan berkemah
terus. Pada salah satu seri, yaitu “Ke Bukit Billycock” (Five Go to
Billycock Hill), disitu digambarkan mereka berkemah di sebuah padang
rumput, dimana ada mata air mengalir, padang penggembalaan yang juga
menjadi tempat mencari kupu-kupu dan ngengat dan ada lapangan terbang
tempat ujicoba pesawat. Mereka tidak lupa membawa makanan enak semacam
daging asap, roti, mentega, telur, susu dan limun.
Pesan moral yang disampaikan oleh seri buku Lima Sekawan adalah
keberanian untuk mandiri dan cinta pada petualangan. Pesan moral
terakhir adalah jangan lupa makan dan minum teh disore hari
. Membayangkan mereka bersepeda menyusuri jalan-jalan desa untuk pergi
berkemah rasanya menarik sekali dan membuat saya ingin menirunya
Selain buku, saya juga berencana menyiapkan ebook-ebooknya, karena
rencananya nanti ada 1 buah komputer yang saya tempatkan di Taman
Bacaan. Untuk koleksi buku sendiri, selain Lima Sekawan tentu akan ada
buku favorit saya lainnya seperti Sapta Siaga, Trio Detektif, Kisah
Petualangan dan lain-lain. Buku berbahasa Indonesia seperti Laskar
Pelangi pasti juga tidak ketinggalan, kebetulan saya sudah punya 4 seri
lengkapnya.
Saya masih ingat dan selalu percaya bahwa kecintaan pada buku dan
hobby membaca membawa banyak benefit karena saya mengalaminya sendiri.
Dari kebiasaan membaca buku cerita, saya bisa terbawa membaca majalah
dan macam-macam buku dan dari situ bisa membuat saya menulis artikel,
tutorial & modul panduan. Yang terakhir membawa saya membangun PT.
Excellent Infotama Kreasindo
Mudah-mudahan awal bulan depan, Taman Bacaannya sudah bisa dibuka
(sekarang sedang dalam tahap pembuatan kolam ikan dan saung) sehingga
akan semakin cepat juga anak-anak di lingkungan sekitar punya kesempatan
membaca buku dalam suasana yang menyenangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar